Panduan Lengkap Menyusun Capaian dan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan CP Kurikulum Madrasah

 


Dalam implementasi Kurikulum Merdeka di lingkungan madrasah, pendidik dituntut mampu menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) secara mendalam, menyusunnya menjadi tujuan pembelajaran, lalu mengembangkannya menjadi alur tujuan pembelajaran yang sistematis. Proses ini memastikan bahwa pembelajaran berjalan terarah sekaligus relevan dengan perkembangan murid.

Melalui materi pelatihan guru, muncul beberapa langkah strategis untuk menganalisis, merumuskan, dan menyusun alur tujuan pembelajaran sesuai karakteristik madrasah. Berikut rangkuman lengkapnya.


1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)

A. Kekhasan Fase dan Capaian Pembelajaran

Saat menganalisis CP, pendidik perlu memahami karakteristik fase pembelajaran:

1. Pembelajaran Fleksibel

Proses belajar pada fase tertentu bisa lebih lambat atau lebih cepat. Guru diberi ruang mengatur materi dan strategi secara fleksibel.

2. Sesuai Kesiapan Murid

Fase belajar menggambarkan kompetensi, sedangkan kelas menggambarkan kelompok usia. Artinya, murid boleh mempelajari materi fase sebelumnya jika belum tuntas.

3. Rencana Kolaboratif

Satu fase biasanya lintas kelas, sehingga guru perlu berkolaborasi untuk menyelaraskan proses pembelajaran dan asesmen agar berkesinambungan.


B. Pemetaan CP, Materi, dan Topik Panca Cinta

Dalam Kurikulum Madrasah, penting mengaitkan konsep inti dengan nilai-nilai Panca Cinta (Cinta Allah, Cinta Rasul, Cinta Sesama, Cinta Ilmu, Cinta Tanah Air).

Tiga langkah analisisnya adalah:

1. Analisis CP

Membaca dan memahami CP, lalu menemukan kata kunci yang bisa dihubungkan dengan nilai spiritualitas, kemanusiaan, dan lingkungan.

2. Identifikasi Benang Merah

Dari kata kunci tersebut, guru mengidentifikasi topik Panca Cinta yang paling relevan dengan konsep utama.

3. Membuat Koneksi KBC

Mengaitkan materi dengan satu atau beberapa topik Panca Cinta untuk memperkuat internalisasi nilai.


2. Menyusun Tujuan Pembelajaran

Setelah memahami CP, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret.

A. Prinsip Penyusunan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran harus mempertimbangkan tiga aspek:

1. Kompetensi

Kemampuan apa yang harus didemonstrasikan murid?
Contoh panduan: “Apa yang perlu murid tunjukkan?”

2. Lingkup Materi

Konten atau konsep utama apa yang harus dipahami murid pada akhir unit?

3. Konteks

Bagaimana materi dikaitkan dengan kehidupan nyata, karakter, dan nilai-nilai Panca Cinta?


B. Contoh Tujuan Pembelajaran Berbasis KBC

“Murid dapat melaksanakan wudu sesuai syarat dan rukun (pengetahuan dan keterampilan), serta menjaga kelestarian lingkungan (pengetahuan dan sikap) sebagai wujud cinta Allah dan lingkungan (sikap).”


C. Lima Tips Membuat Tujuan Pembelajaran (Versi KBC)

  1. Integrasi lintas dimensi
    Sertakan kata kerja sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

  2. Hubungkan dengan Panca Cinta
    Gunakan frasa seperti “sebagai wujud cinta…”.

  3. Fokus pada makna, bukan sekadar prosedur
    Tekankan alasan dan pemahaman di balik langkah.

  4. Arahkan pada perubahan perilaku nyata
    Tujuan dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.

  5. Gunakan bahasa yang mendorong empati dan kepedulian
    Seperti menjaga lingkungan, menghargai perbedaan, dan saling membantu.


3. Menggunakan Taksonomi dalam Merumuskan Tujuan

Guru dapat memilih taksonomi yang relevan untuk menyusun tujuan pembelajaran.

A. Taksonomi Anderson & Krathwohl (Revisi Bloom)

Enam level kemampuan kognitif:

  1. Mengingat

  2. Memahami

  3. Mengaplikasikan

  4. Menganalisis

  5. Mengevaluasi

  6. Mencipta

B. Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes)

Mengelompokkan tingkat kedalaman belajar:

  • Prastruktural (belum memahami)

  • Unistruktural

  • Multistruktural

  • Relasional

  • Abstrak Mendalam

Keduanya dapat membantu guru merancang tujuan yang sesuai level berpikir murid.


4. Alternatif Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Guru memiliki fleksibilitas merumuskan tujuan dengan tiga pendekatan:

Alternatif 1 — Langsung dari CP

Menyusun tujuan dengan langsung mengacu pada CP dan mengintegrasikan topik Panca Cinta.

Alternatif 2 — Analisis Kompetensi & Lingkup Materi

Lebih terstruktur, dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi terlebih dahulu.

Alternatif 3 — Lintas Elemen CP

Digunakan untuk pembelajaran yang lebih holistik dan terintegrasi.


5. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Alur tujuan pembelajaran berfungsi mirip dengan silabus, yaitu mengatur pembelajaran dalam satu tahun.

Prinsip pentingnya:

  • Alur disusun per fase dan dijabarkan per tahun.

  • Dibuat secara kolaboratif lintas kelas dalam satu fase.

  • Disesuaikan karakteristik dan kompetensi tiap mata pelajaran.

  • Fokus pada pencapaian CP.

  • Urutan bisa angka/huruf dan boleh diubah sesuai kebutuhan.

  • Untuk RA atau kebutuhan khusus, alur dapat dibuat lintas fase.


6. Cara Mengurutkan Tujuan Pembelajaran menjadi Alur

Ada beberapa metode pengurutan:

1. Konkret → Abstrak

Contoh: objek ciptaan Allah → sifat-sifat Allah.

2. Umum → Khusus (Deduktif)

Konsep umum → konsep spesifik.

3. Mudah → Sulit

Kosakata pendek → kosakata panjang.

4. Hierarki

Keterampilan sederhana → kompleks.
Contoh: penjumlahan → perkalian.

5. Prosedural

Langkah demi langkah.
Contoh: menulis hipotesis → uji statistik.

6. Scaffolding

Mengurangi bantuan secara bertahap.


7. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Alur disusun untuk setiap CP dalam satu fase (misalnya Fase A untuk kelas I & II). Guru perlu berkolaborasi agar alurnya berkesinambungan dari awal hingga akhir fase.

Madrasah juga dapat memilih apakah menyusun atau tidak menyusun alur, sesuai konteks dan kebutuhan.


Penutup

Menganalisis CP, menyusun tujuan pembelajaran, dan merangkainya menjadi alur merupakan proses penting dalam Kurikulum Merdeka. Dengan memahami langkah-langkah ini, pendidik dapat menyusun pembelajaran yang lebih relevan, bermakna, dan selaras dengan nilai-nilai Panca Cinta yang menjadi ciri khas kurikulum madrasah.

Posting Komentar